INDONESIA JAPAN BUSINESS NETWORK (IJB-NET) LUNCURKAN PROGRAM “REIWA INDONESIA"

    Jakarta (1 Mei 2019) Bertepatan dengan hari buruh internasional dan pergantian kekaisaran di Jepang, yang juga dimulainya sebuah dinasti baru yang dinamai dengan Reiwa, hadir Forum yang memperjuangkan masuknya tenaga kerja Indonesia ke Jepang, tentu saja tenaga kerja yang kompeten dan memenuhi syarat tertentu sehingga dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan di Jepang. Forum ini dinamai “Reiwa Indonesia”

    Reiwa adalah nama zaman selanjutnya di Jepang yang dimulai pada tanggal 1 Mei 2019, satu hari setelah Kaisar Akihito turun tahta dan ketika anaknya, Naruhito, akan naik tahta menjadi kaisar Jepang yang ke-126. Rei yang berarti "aturan", namun juga bisa mengandung arti "menguntungkan". Sementara Wa berarti "harmoni". Berdasarkan hal tersebut, Reiwa mengandung arti budaya akan lahir dan dipelihara ketika orang-orang menyelaraskan hati mereka secara indah.

    Reiwa Infonesia merupakan wadah baru yang dibentuk oleh Indonesia Japan Business Network (IJB-Net) untuk merespon positif lahirnya UU baru di Jepang yang mengatur kebijakan baru tentang masuknya tenaga kerja di beberapa bidang yang mulai berlaku sejak April 2019 ini. Ketua umum IJB-Net DR Suyoto Rais mengatakan “IJB-Net akan mengkoordinir forum yang beranggotaan WNI yang memiliki kompetensi dan ingin bekerja di Jepang. Forum ini dirilis tanggal 1 Mei 2019 bersamaan dengan kelahiran Dinasti Kaisar Baru Jepang “REIWA”, sehingga dinamakan “REIWA Indonesia” agar selaras dengan harapan dari pergantian dinasti tersebut juga untuk memudahkan ingatan bersama. 

    


    Lebih lanjut Suyoto menyatakan, forum ini diharapkan menjadi jembatan masuknya tenaga asal Infonesia sebanyak-banyaknya ke Jepang. “Kita kalah agresif dengan negara lain untuk memasok pekerja di Jepang” tambahnya. Hadirnya forum ini diharapkan dapat mendorong semua pemangku kepentingan di Indonesia untuk bersama-sama memanfaatkan peluang yang sudah dibuka lebar oleh pemerintah Jepang. “Kita tinggal mengisinya, tentu dengan kesiapan baik dan profesional serta saling berkolaborasi semua pihak agar tenaga kerja Indonesia dapat diterima” pungkas Suyoto.

    Seperti kita ketahui, Jepang yang telah menjadi aging country mulai kekurangan tenaga kerja produktif. Selama ini kekurangan itu dipenuhi dengan mengundang para pemagang dari negara-negara mitra, termasuk Indonesia. Dimulai dengan adanya visa kenshu dengan masa 2 tahun yang dimulai pada 1993, kemudian direvisi menjadi ginojisshuu pada tahun 2005 dengan masa tinggal maksimal 3 tahundan sejak bulan ini visa pemagangan ini direvisi lagi menjadi tokuteigino dengan lama tinggal 5 tahun untuk tipe-1 (1-go) dan bisa diperpanjang lagi untuk yang lulus kualifikasi tipe-2 (2-go). Ini bukan visa pemagangan lagi, tetapi visa pekerja kompeten di bidang terkait.

    Negara-negara pemasok tenaga kerja ke Jepang begitu agresifnya membaca peluang ini. Hingga saat ini sudah 5 (lima) negara yang sudah menandatangani MoU Kesepakaham terkait pengiriman tenaga kerja kompeten dengan Jepang. Mereka adalah Nepal, Myanmar, Filipina, Kamboja dan Mongolia. Selanjutnya akan segera diikuti oleh Cina dan 3 negara mitra pemasok tenaga kerja lainnya, termasuk Indonesia.

    Reiwa Indonesia akan menjadi penghubung masuknya tenaga kerja dari Indonesia ke Jepang. Di Forum ini, para anggota akan mendapatkan informasi, bimbingan dan bantuan seperlunya untuk bisa bekerja di Jepang. Adapun klasifikasi calon tenaga kerja yang bisa bergabung ke Reiwa Indonesia terdiri dari 3 kategori berikut: adalah: (1) Sarjana bidang teknik terkait atau yang memiliki kemampuan Bahasa Jepang cukup (N2 ke atas). (2)Mantan pemagang Jepang (apabila memiliki sertifikasi terkait, bisa tanpa ujian kompetensi). (3) WNI yang memiliki kompetensi bidang terkait (perlu ujian kompetensi bidang dan Bahasa Jepang N4 ke atas).

Semua WNI yang berusia minimal 18 tahun bisa mendaftarkan apabila memiliki salah satu dari 14 daftar kompetensi di daftar. REIWA Indonesia akan memberikan informasi terkait penyelenggaraan uji kompetensi terkait setelah ada informasi resmi dari Jepang. Daftar 14 kompetensi dan mulai ujian kompetensi:

1. Perawat (mulai April 2019).

2. Restoran dan catering (April 2019).

3. Penginapan/ hotel (April 2019).

4. Cleaning servis di gedung dan kantor (setelah Mei 2019).

5. Industri makanan dan minuman kemasan (setelah Oktober 2019).

6. Servis dan perawatan mobil (hingga Maret 2020).

7. Pekerjaan di bandara (hingga Maret 2020).

8. Konstruksi (hingga Maret 2020).

9. Pertanian (hingga Maret 2020).

10. Perikanan (hingga Maret 2020).

11. Industri bahan baku dan komponen logam (hingga Maret 2020).

12. Industri permesinan (hingga Maret 2020).

13. Industri elektronik (hingga Maret 2020).

14. Industri perkapalan (hingga Maret 2020).

    Nantinya semua yang tergabung di Reiwa Indonesia akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi dan hal teknis lainnya terkait peluang kerja di Jepang. Dengan berbagai jaringan yang dimiliki IJB-NET  baik di Inonesia maupun di Jepang maka seluruh anggota akan mempunyai peluang yang sama untuk dapat bekerja di Jepang. Seluruh informasi akan disampaikan dalam forum tersebut. 

    Adapun cara bergabung dengan forum ini atau menjadi anggota, bisa mendaftarkan diri dengan mengisi formulir di website IJB-Net lalu Sekretariat akan menghubungi semua pendaftar untuk prosedur selanjutnya. Para peminat dapat  mengisi: Nama sesuai paspor, Alamat, No telepon/ WA, Email, Rekomendasi dari Pengurus IJB-Net (tulis nama apabila ada), Kategori Anggota (1, 2 atau 3), Bagi yang pernah magang di Jepang, mohon mengisinya, Dokumen pendukung yang dimiliki dan Catatan lain bila ada

    Dengan dibentuknya Reiwa Indonesia diharapkan Pengiriman SDM kompeten ke Jepang ini bukan hanya akan menambah kesempatan bekerja warga negara Indonesia, tetapi juga bisa menambah diaspora asal negeri ini di Negeri Sakura. Mereka bisa berperan sebagai ujung tombak bagi promosi Indonesia di banyak hal. Semoga Kementerian Tenaga Kerja RI dapat bertindak sebagai  koordinator dari instansi-instansi terkait lainnya untuk segera bernegosiasi dengan Pemerintah Jepang. Minimal agar Indonesia tidak kalah start lagi dengan negara-negara pemasok tenaga kerja  lainnya.