KOLABORASI PENGIRIMAN SDM INDONESIA KE JEPANG





KOLABORASI PENGIRIMAN SDM INDONESIA KE JEPANG

Bertempat di ruang rapat BPSDMP Kementerian pertanian RI, Indonesia Japan Business Netwok (IJBNet) menginisasi kolaborasi pengiriman  SDM ke Jepang. Kolaborasi tersebut ditandai dengan Perjanjian Kesepakatan Bersama (MoU) antara IJBNET, YUIME CORP dan BPSDM Kementan RI, yang ditandatangani pada hari ini, Senin, tanggal 7 Agustus 2023. Ketua Umum IJBnet, Suyoto Rais dalam pemaparannya menyampaikan bahwa perlunya berkolaborasi untuk bisa mengalahkan Vietnam yang saat ini menjadi negara pemasok SDM terbesar ke Jepang. “Lawan kita bukan sesama LPPK, bukan sesama anak negeri tetapi Vietnam” ujar Suyoto Rais saat mengawali sambutannya dalam acara Mou bersama tersebut.

Lebih jauh Suyoto Rais menyampaikan karena lawan kita Vitenam maka kita perlu bersinergi bersama dalam pendidikan dan pelatihan. Untuk saat ini yang difokuskan pada 1). Pengiriman SSW 2.) Pengiriman Magang mahasiswa. Dalam pelatihan dan pendidikan, bukan hanya keahlian saja, tapi juga akan diajari etika lain, seperti tidak mudah pindah, giat bekerja sehingga kerjanya menjadi baik, profesional dan disukai okeh Jepang. Dari awal  harus diperjelas ke calon pekerja, mengikuti semua peraturan yang ada di Jepang.

Sementara itu CEO YUIME Corp, Mr. Kohei UENO menyampaikanPerusahaan YUIME adalah perusahaan terbesar penyalur tenaga kerja bidang pertanian. Bidang ini tidak bisa kerja sepanjang tahun. Karena ada cuaca yang berbeda misal adanya salju dan angin topan. Tempat wilayah satu dengan lain berbeda, sehingga akan dirotasi berdasarkan musim atau cuaca tersebut. Pekerja akan berpindah-pindah melihat kondisi di tiap wilayah tersebut. Dari berbagai negara dari Asia Tenggara yang bergabung di perusahaan ini. Saat ini ada sekitar 320 orang yang bekerja Indonesia di grup ini. Jadi karena pekerja dari Indonesia pekerja keras dan memiliki sopan santun, sehinggajumlahnya  meningkat secara dratis di grup YUIME dari tahun ke tahun.

Kami berharap jumlah pekerja Indonesia akan terus bertambah”. “Tahun 2023 masih di bawah 500 orang, tapi sepanjang tahun kami berharap ada tambahan dari Jepang” ujar Mr. UENO. Menurutnya, perlu kolaborasi semua Pihak baik di Jepang dan utamanya di Indonesia. “Mari bersama-sama kita wujudkan agar lebih banyak tenaga kerja yang masuk ke Jepang”, pinta UENO.




Dalam penandatanganan MoU tersebut Selain Kepala BPSDMP Kementan RI Prof.Dr.Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr hadir pula Sekretaris BPSDM, Bustanul Arifin Kepala Pusat Penyuluhan, Kepala Pusat pendidikan, Kepala Pusat Pelatihan, kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Kabiro Hukum. Wakil Ketua Umum U.K. Anggoro, Direktur Eksekutif Solihin, Koordinator SSW IJBNet Romi Candra, Pengurus IJBNet Dr. Candra Dermawan dan beberapa LPK yang juga hadir dalam acara ini.

Kepala BPSDMP Kementan RI sendiri Prof.Dr.Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr menyambut baik Inisiasi IJBNet untuk mengkolaborasikan pihak-pihak berkompeten seperti YUIME ini. ‘Kami Sudah lama bekerjasama dengan pihak Jepang juga Taiwan, tapi akselerasi masih sangat rendah” ujar KaBadan dan berharap dengan kolaborasi yang diinisasi oleh IJBNet ini akselarasi akan meningkat baik dalam jumlah SSW dan pemagang maupun kualitas yang bisa bekerja di Jepang. Kabadan juga berharap, setelah dari Jepang para pekerja ssw dan pemagang dapat membangun agribisnis di kampungnya masing-masing. 

Untuk SSW dan Magang yang biasanya BPSDMP dapat melakukan pengiriman sebanyak 50 orang pertahun berharap dapat meningkat juga. Tahun depan bisa 100 dan seterusnya bisa dapat mengirim 1.000 orang. Meski tak mudah tapi kepala Badan yakin bisa mencapai tujuan ini. Kendala saat ini utamanya adalah terkait kelulusan test bahasa. Karena pendaftaran peserta test terbatas. “Ada Kuota, sekarang terbatas dipendaftaran untuk bisa mengikuti setiap tes bahasa” ujar KaBadan. Untuk jumlah pekerja sendiri BPSDMP siap untuk menyiapkan pekerja sebanyak mungkin.

Prof. Dedi melanjutkan penjelasan, bahwa Komunikasi dengan stake holder terkait SSW ini sudah BPSDM lakukan, termasuk berkunjung ke Jepang baik bertemu perwajilan pemerintah, Perusahaan penerima dan juga bahkan ke petaninya. Berdasarkan kunjungan itu potensi pengiriman kerja Jepang itu luar biasa dan sangat terbuka peluangnya. Tinggal bagaimana nanti para calon peserta dididik dan dilatih. Bahkan BPSDM membekali mahasiswa di politeknik di bawah BPSDM bukan hanya pendidikan dan pengetahuan juga persiapan bahasa. “Untuk bahasa kami bekerja sama dengan lembaga bahasa Jepang, bukan hanya pelajaran di kampus saja”, ujar Ka.Badan.

Dengan ditandatanganinya MoU antara IJBNet, YUIME dan juga BPSDM Kementerian Pertanian RI, semua pihak yang terlibat dalam perjanjian ini berharap mulai tahun 2024 nanti jumlah pengiriman ke Jepang meningkat dan Indonesia mampu mengalahkan Vietnam dalam jumlah maupun kualitas  terkait pengiriman SDM ke Jepang. Penutup wawancara dengan Redaksi, Direktur Eksekutif IJBNet mengatakan, “Tentu yang paling penting semuanya mengikuti aturan dan prosedural hukum baik di Indonesia maupun di Jepang yang terkait dengan pengiriman tenaga kerja maupun pemagangan ini”.


#Albina