Press release E-book 2 tahun IJB-NET
StarPress Release IJB-Net
IJB-Net bersama Jepang Mengolah Kelapa Menjadi Bio-energi
Indonesia Japan Business Network (IJB-Net) yang genap berusia 2 (dua) tahun pada 8 Agustus 2020, pada hari ini, pada saat seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-75, merilis E-Book “Dua Tahun Perjalanan IJB-Net”. E-book bisa diunduh gratis di website www.ijb-net.org atau menghubungi sekretariat IJB-Net Email: info@ijb-net.org ; WA: +82-813-1434-3355.
Di dalam buku ini terdapat uraian mengenai aktivitas-aktivitas kolaborasi bisnis Indonesia-Jepang, baik yang sudah dilakukan seperti membantu ekspor ayam halal, makanan riangan, sayur beku Indonesia ke Jepang, dan juga program pengembangan sumber daya alam Indonesia agar bisa menembus pasar ekspor, terutama Jepang. Ada sekitar 15 program yang ditawarkan dan bisa diikuti oleh para peminat di seluruh Indonesia, juga sekitar 5 teknologi aplikatif dari Jepang dan lainnya yang bisa diadopsi untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk Indonesia.
Terkait dengan Program tersebut salah satunya adalah pengolahan kelapa menjadi bio-avtur atau bahan bakar untuk pesawat. Saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk menentukan lokasi pabrik yang paling potensial. Diharapkan setelah tahapan studi kelayakan tersebut akan dilakukan tahapan berikutnya dan ujungnya adalah pembangunan pabrik yang hasilnya juga dapat dieksport utamanya ke Jepang.
“Program ini murni didanai perusahaan swasta Jepang yang ingin investasi di Indonesia membangun pabrik pengolahan kelapa menjadi energi. Menurut hasil riset Jepang, kelapa paling potensial untuk diolah menjadi bahan bakar pesawat terbang atau bioavtur. Ke depan, Jepang memerlukan biofuel ini dalam jumlah banyak. Tetapi pemerintah Jepang mesyaratkan kelapa yang diolah untuk bahan bakar tersebut tidak menyaingi kelapa untuk pangan. Dan ini tidak perlu kawatir, karena lebih dari 70% kelapa sebenarnya dijadikan produk akhir non-pangan. Kopra yag diekspor atau diolah menjadi minyak pun, pada akhirnya diolah lagi menjadi kosmetik, sabun, sampo dan lain-lain produk non-pakan. Jadi Jepang memiliki cukup alasan untuk mengolah kelapa menjadi bio-energi. Program ini sejalan dengan keinginan Pak Jokowi yang disampaikan awal Januari tahun ini, mengenai keinginannya untuk mengentikan ekspor kopra dan mengolah menjadi bahan bakar pesawat,” demikian papar Suyoto Rais, ketua umum IJB-Net dalam siaran persnya.
Selain kelapa program lain adalah peningkatan ekspor sidat, tuna, dan juga silase untuk pakan ternak, bunga krisan, produk porang dan produk-produk biomassa untuk memenuhi kebutuhan Jepang. Khusus untuk biomassa, kebutuhan Jepang ke depan akan sangat banyak. Mereka akan mengganti 100 pembangkit tenaga listrinya yang saat ini menggunakan batu bara menjadi biomassa, sampai tahun 2030. IJB-Net akan menggandeng pemda di beberapa wilayah potensial untuk memenuhi kebutuhan, ada yang mengolah limbah sawit dan ada yang yang dimulai dengan menanam “pohon energi” seperti kayu kaliandra, akasia atau lainnya.
“Indonesia punya potensi yang besar untuk ini. Kalau kita bisa bersinergi bersama-sama, bukan tidak mungkin Indonesia bisa jadi produsen utama biomassa di dunia. Program ini juga bisa melibatkan masyarakat banyak memanfaatkan lahan-lahan marjinal dan lahan-lahan kosong yang kurang produktif. Kami akan segera mulai studi kelayakan di beberapa wilayah potensial untuk mencari lokasi dan bahan baku yang pas. Jepang siap membangun pabrik pengolahan di lokasi tersebut asal kita mampu menjamin pasokan bahan baku dengan spek dan jumlah yang sesuai permintaan mereka,” demikian Suyoto menambahkan.
Selama 2 (dua) tahun perjalanannya, pelan tetapi pasti, IJB-Net mulai menemukan positioningnya di Indonesia dan Jepang, yaitu membantu kolaborsi bisnis antar kedua negara yang saling menguntungkan. Komoditi mulai mengerucut untuk pengembangan produk-produk makanan-minuman dan juga energi terbarukan.
Untuk teknologi aplikatif, di antaranya adalah mendatangkan metoda anti longsor dari Jepang yang sudah bisa diproduksi 100% di Indonesia, dan cocok untuk kondisi lahan Indonesia yang perlu penguatan. Kita ketahui 45% lebih wilayah di Indonesia berpotensi longsor. Ada juga mesin pembuat es sutera (slurry ice), vessel monitoring system dan program Pendidikan SDM industri. IJB-Net juga bisa mencarikan teknologi-teknologi aplikatif lain yang diperlukan di Indonesia, baik dari Jepang, Indonesia atau lainnya.
“Kami punya mitra dan pendukung di Jepang dan Indonesia yang siap berbagi untuk itu. Prinsipnya kita tidak bersaing, tetapi berkolaborasi. Jadi hampir semua pihak yang kami ketuk pintunya selalu membukakan pintu dengan senyum. Mereka juga siap berkolaborasi dan bersinergi,” papar Suyoto lagi.
*****
Kofirmasi dan informasi laiinya
Hubungi Solihin
Direktur Eksekutif IJB-Net
Email : info@ijb-net.org
Chat WA: 0813-1434-3355ting here...